"DED-maket RS Banjarmasin" |
Menurut Aliansyah, di Banjarmasin terdapat beberapa Rumah Sakit swasta. Namun tidak semua terjangkau oleh masyarakat. Apalagi yang bekerjasama dengan BPJS hanya beberapa dan semuanya selalu penuh karena juga termasuk Rumah Sakit yang menjadi rujukan dari daerah lain di Kalimantan Selatan. Termasuk RSUD Ulin & RSUD Anshari Saleh yang saat ini pelayanannya belum maksimal karena sedang dalam tahap pemugaran bangunan.
Menurutnya, jumlah masyarakat di Kota Banjarmasin yang semakin banyak, menuntut kerja keras pemerintah untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakatnya, termasuk dalam hal kesehatan. Saat ini baru direncanakan beberapa Puskesmas yang akan membuka layanan 24 jam dan rawat inap untuk meningkatkan pelayanan di Puskesmas. Namun, hal tersebut belumlah memadai.
Rumah sakit milik Pemerintah Kota dibutuhkan untuk rujukan dari puskesmas-puskesmas yang ada. Sehingga pelayanan kesehatan kepada warga Kota Banjarmasin dapat lebih maksimal. Sebagai contoh saat ini jumlah kepesertaan BPJS Kesehatan di Kota Banjarmasin mencapai 200 ribu-an peserta.
Ditambahkan Aliansyah, dalam rapat-rapat komisi IV dengan Dinas Kesehatan kami selalu menyampaikan keprihatinan bahwa Kota Banjarmasin merupakan satu-satunya kabupaten/kota di Kalimantan Selatan yang belum memiliki Rumah Sakit sendiri. Mengingat sudah adanya peraturan pemerintah pusat, bahwa seluruh kabupaten dan kota wajib memiliki rumah sakit sendiri. Berdasarkan Renstra Kementerian Kesehatan Pusat, seharusnya pada tahun 2012 lalu setiap kabupaten dan kota di seluruh Indonesia sudah memiliki rumah sakit sendiri.
Kami mohon dukungan segenap masyarakat Banjarmasin. Kita akan terus mendorong Pemerintah Kota untuk merealisasikan berdirinya Rumah Sakit milik Pemerintah Kota yang rencananya berdiri di lahan seluar 4 hektar di lahan eks gudang lima jalan RK Ilir Kelurahan Pekauman Banjarmasin Selatan. Berdasarkan pantauan kami dilapangan saat ini sudah selesai tahap pengurugan tanah. Menurut rencana tahun 2015 ini sudah mulai pengerjaan fisik. Direncanakan pengerjaan akan dimulai dengan pembangunan poliklinik yang bangunan terpisah dengan bangunan rumah sakit tetapi tetap dalam satu lahan yang ditargetkan selesai tahun 2016. Dilanjutkan dengan pembangunan unit gawat darurat (UGD) dan 10 tingkat untuk bangunan utama. Sehingga kemungkinan baru bisa dioperasionalkan secara optimal tahun 2018, sambung Aliansyah. (red. ww)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar