Kamis, 11 Februari 2016

Dukung Peningkatan Keasrian dan Keteduhan Kota, Jangan Hilangkan Fungsi Trotoar

Banjarmasin-f.pks   Kondisi trotoar di berbagai kawasan di Kota Banjarmasin saat ini tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya yaitu fungsi sebagai tempat berjalan bagi pejalan kaki. Namun yang banyak di temui adalah trotoar digunakan sebagai tempat berjualan pedagang kaki lima, lahan parkir, tempat menanam pohon dan sebagainya. Hal ini menjadi perhatian Anggota Komisi III DPRD Kota Banjarmasin, H. Mushaffa Zakir, Lc.
Menurutnya, kualitas fisik fasilitas pejalan kaki yang ada banyak trotoar yang rusak, berlubang dan memiliki permukaan yang tidak rata. Selain itu ada jalur trotoar yang terputus-putus karena dipergunakan sebagai jalan masuk banyaknya gedung dan bangunan di pinggir jalan. Juga trotoar yang rusak seiring tumbuhnya pohon-pohon penghijauan.
Kami mendukung upaya penataan Kota yang telah dan akan berjalan agar Kota Banjarmasin lebih baik lagi. Menjadi Kota yang asri, teduh, bersih dan nyaman. Seperti melakukan penanaman dan mempercantik trotoar serta sudut persimpangan jalan kota dengan membuat taman-taman kecil. Trotoar yang dikombinasikan dengan jalur hijau dan jalur penempatan tanaman penghijauan.
Hal tersebut juga sebagai upaya untuk mengantisipasi permasalahan-permasalahan di atas trotoar seperti dipergunakan untuk berjualan dan parkir. Namun dari upaya  tersebut jangan sampai  mengurangi fungsi trotoar dan hak para pejalan kaki. Karena jika tidak tersedia ruang bagi para pejalan kaki, maka pejalan kaki akan berjalan di badan jalan yang dapat membahayakan keselamatannya, ujar Mushaffa.
Selain itu perlu dibangun trotoar-trotoar baru pada kawasan yang belum tersedia. Dan trotoar-trotoar yang ada perlu dilakukan penataan kembali. Walaupun berupa trotoar yang terbatas dan sempit, namun tetap mendukung sistem penghubung dari kawasan yang satu dengan kawasan lainnya dalam sistem tata ruang kota.
Ditambahkannya, melihat perkembangan kota-kota besar di Indonesia, saat ini kota besar seperti Surabaya, Jakarta, Bandung dan Solo berlomba-lomba untuk membuat jalur pedestrian (jalur pejalan kaki) yang baik dan representatif. Yaitu jalur pejalan kaki yang lebar, rindang dan menghubungkan berbagai kawasan di pusat kota yang iconik dan mendukung pariwisata Kota.

Kami mengharapkan kedepannya Kota Banjarmasin bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi perlu kiranya melakukan pembenahan serupa. Sebagai contoh dapat dimulai dari kawasan pedestrian sekitar Masjid Raya Sabilal Muhtadin terhubung dengan jalur pejalan kaki di jalan Lambung mangkurat, jalan Jendral Sudirman, dan kawasan sekitar pusat Kota, yang menghubungkan kawasan perkantoran, perhotelan, pusat perdagangan, taman kota dan tempat tujuan wisata siring sungai Martapura. [red/ww]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar