Banjarmasin-f.pks Akhir pekan yang lalu (7/6/2015) Anggota DPRD Komisi 3 bidang Pembangunan,
Mathari S.Ag turut menghadiri kegiatan Family Gathering yang diselenggarakan
Bidang Perempuan DPW & DPD PKS Kota Banjarmasin yang bertempat di RTH
Kamboja Banjarmasin. Sebuah fasilitas taman dan ruang terbuka hijau yang telah
lama dinanti-nantikan keberadaannya oleh masyarakat Banjarmasin. Yang di daerah
lain biasa disebut sebagai alun-alun kota. Namun pada kenyataannya fasilitas
tersebut kurang dipergunakan secara maksimal oleh masyarakat, atau bahkan
kurang menarik minat masyarakat untuk mengunjungi.
Menurut Mathari
yang juga merupakan Wakil Ketua Fraksi PKS, banyak faktor yang mungkin menjadi
penyebabnya kenapa fasilitas publik tersebut belum mampu menyedot minat
masyarakat untuk berkunjung. Bisa jadi karena ada beberapa tempat lain yang
menjadi pusat konsentrasi masyarakat ketika hari minggu untuk berolahraga dan
bersantai seperti di car free day Masjid Raya Sabilal Muhtadin, maupun di
siring sungai martapura sepanjang jalan Sudirman dan jalan Piere Tendean. Namun
menurut pantauan kami faktor terbesarnya dikarenakan fasilitas penunjang di taman
publik tersebut tidak terawat dengan baik. Masyarakat masih enggan mengajak
anak-anak dan keluarga untuk berrekreasi di RTH Kamboja karena ketiadaan sarana
bermain yang memadai.
Sambung Mathari,
kami pernah berbincang dengan Kabid Pertamanan dan beberapa kali Rapat Dengar
Pendapat (RDP) dengan Dinas Kebersihan Kota Banjarmasin terkait pemeliharaan
RTH Kamboja. Pemerintah Kota melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan sudah
secara serius berusaha melengkapi fasilitas-fasilitas yang ada di taman,
seperti lampu penerangan, jalur joging, jalur batu refleksi, tempat sampah, wc
umum, sarana bermain anak agar menjadi fasilitas publik yang nyaman bagi
masyarakat. Namun permasalahan yang dihadapi dalam pemeliharaan RTH Kamboja
adalah masalah kesadaran dari masyarakat itu sendiri. Berulang kali diperbaiki berulangkali
itu pula rusak.
Akibat ulah remaja-remaja
yg tidak bertanggung jawab lampu taman yang sedianya dipergunakan untuk
penerangan serta mempercantik taman di malam hari dengan sengaja dipecahkan. Sehingga
sekarang ini harus dibuatkan penerangan dengan tiang yang cukup tinggi dengan
harapan tidak terjangkau tangan-tangan perusak. Namun akibat tingginya tiang
menjadikan penerangan lampu menjadi pudar atau remang-remang. Menurut laporan
Satuan Polisi Pamong Praja yang sempat secara rutin berpatroli di malam hari,
mereka kerap menemukan remaja-remaja umur tanggung yang tanpa malu berbuat
mesum di taman tersebut, bahkan menurut petugas kebersihan dan penjaga wc umum,
mereka kerap menemukan sisa-sisa perbuatan amoral tersebut ketika pagi harinya.
Disisi lain jalur
bebatuan yang biasa digunakan manula untuk kegiatan jalan refleksi, batu-batu
yang sudah terpasang dengan kokoh dengan sengaja dicabut atau dicongkel oknum masyarakat
yang sedang demam batu akik, begitu pula dengan tempat sampah yang bukannya digunakan
malah dirusak dan dicuri pemulung. Dengan telah tersedianya fasilitas wc
umumpun tidak dapat membuat sebagian
masyarakat sadar. Masih saja ada pengunjung yang buang air kecil di sembarang
tempat, bahkan dipagi harinya kerap ditemukan pula kotoran manusia di sekitar
wc umum.
Sarana bermain
bagi anak-anakpun bernasib serupa, sarana bermain berupa ayunan, perosotan,
jungkit-jungkitan dan mini outbondpun juga tidak luput dari kerusakan. Berulang
kali sarana bermain anak diremajakan, dari dilakukan perbaikan dengan cara
dilas dan dicat ulang hingga diganti kembali keseluruhan dengan yang baru.
Namun lagi-lagi, fasilitas tersebut cepat rusak karena dipergunakan tidak hanya oleh anak-anak, juga remaja dan
orang tua yang tidak sesuai umurnya.
Menurut Kepala Dinas
Kebersihan, pihaknya sudah pernah meminta pengamanan fasilitas umum kepada
Satuan Polisi Pamong Praja, agar dapat ditempatkan personil untuk mengawasi RTH
Kamboja. Namun dikarena keterbatasan personel dan dana, hal tersebut tidak
dapat berjalan maksimal. Selain itu tidak memungkinkan dilakukan pengawasan
1x24 jam hanya untuk objek berupa taman.
“Kita berharap
agar RTH Kamboja ini bisa dipelihara dengan baik. Ini tempat rekreasi kita,
jadi harus dimanfaatkan dengan baik dan jangan sampai dirusak. Fasilitas publik
yang lain di Banjarmasin juga banyak. InsyaAllah sebentar lagi Kota Banjarmasin
memiliki terminal baru yang representatif dan modern. Memang kita akui
kesadaran untuk menjaga fasilitas publik masih rendah. Kembali lagi semua harus
bermula dari kesadaran masyarakat untuk menjaga dan menumbuhkan rasa turut memiliki
fasilitas umum yang ada di Kota Banjarmasin. Karena semua ini dibangun dari
uang rakyat yang dikumpulkan melalui pajak. Jika hal tersebut tidak
disosialisasikan dan dijadikan kampanye Pemerintah Kota untuk menumbuhkan
kesadaran masyarakat, maka fasilitas umum sebagus dan semodern apapun tidak
akan bertahan lama” ujar Mathari. (red.ww)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar